TRANSFORMASI
GEOMETRI
PENGENALAN BENTUK GEOMETRI
A. Titik,Garis,Bidang,Dan Ruang
Bagaimana
memberi gambaran tentang titik,garis,bidang dan ruang.
Konsep
konsep itu sangat penting untuk mempelajari geometri ,walaupun titik,garis dan
bidang tidak didefenisikan.
Titik menyatakan
tempat ,tidak mempunyai panjang ,lebar,dan tebal.
Titik adalah
ide yang tidak didefenisikan ,dimodelkan oleh noktah / bintik yang dibuat oleh
media tulis.
Garis panjang
nya tidak terbatas ,lurus ,tidak mempunyai tebal,tidak berujung. Garis adalah ide yang tidak
didefenisikan.
Bidang
rata tak terbatas ,tak mempunyai tebal. Bidang
juga merupakan ide yang tidak didefenisikan.
Ruang
tidak terbatas kesemua arah.
Definisi
1.1
Ruang
merupakan himpunan semua titik ,merupakan himpunan semesta untuk geometri.
B .
RELASI ANTARA TITIK ,GARIS, DAN BIDANG
Titik
digambarkan (dimodelkan) oleh suatu noktah ,dberi nama dengan huruf besar. Kita sebut titik A ,titik B, dan titik
C.
. A .
B
. C
Banyangkan garis sebagai himpunan titik titik . penamaan
garis biasanya dengan huruf kecil, dapat juga dengan mrnggunakan dua titik yang
terletak pada garis ,misalnya A dan B pada garis g; garis AB juga disebut garis
g .
Transformasi
merupakan suatu pemetaan titik pada suatu bidang ke himpunan titik pada bidang
yang sama. Jenis-jenis dari transformasi yang dapat dilakukan antara lain :
- Translasi (Pergeseran)
- Refleksi(Pencerminan)
- Rotasi(Perputaran)
- Dilatasi(Penskalaan)
Berikut ini
ilustrasinya :
TRANSLASI /
PERGESERAN
Berdasarkan
gambar di atas, segitiga ABC yang mempunyai koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3)
ditranslasikan:
Berdasarkan
penjelasan diatas, maka untuk mencari nilai translasi dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
dimana :
- a menyatakan pergeseran horizontal (kekanan+, kekiri-)
- b menyatakan pergeseran vertikal (keatas+,kebawah-)
REFLEKSI /
PENCERMINAN
Segitiga ABC
dengan koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3) dicerminkan:
- terhadap sumbu Y menjadi segitiga A2B2C2 dengan koordinat A2(-3, 9), B2(-3, 3), C2(-6, 3)
- terhadap sumbu X menjadi segitiga A3B3C3 dengan koordinat A3(3, -9), B3(3, -3), C3(6, -3)
- terhadap titik (0, 0) menjadi segitiga A4B4C4 dengan koordinat A4(-3, -9), B4(-3, -3), C4(-6, -3)
Segitiga ABC
dengan koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3) dicerminkan:
- terhadap garis x = -2 menjadi segitiga A5B5C5 dengan koordinat A5(-7, 9), B5(-7, 3), C5(-10, 3)
- terhadap sumbu y = 1 menjadi segitiga A6B6C6 dengan koordinat A6(3, -7), B6(3, -1), C6(6, -1)
Segitiga PQR
dengan koordinat P(6, 4), Q(6, 1), R(10, 1) dicerminkan:
- terhadap garis y = x menjadi segitiga P2Q2R2 dengan koordinat P2(4, 6), Q2(1, 6), R2(1, 10)
- terhadap garis y = -x menjadi segitiga P3Q3R3 dengan koordinat P3(-4, -6), Q3(-1, -6), R3(-1, -10)
Berdasarkan
penjelasan diatas dapat dirumuskan :
Pencerminan
terhadap garis x = a atau y = b
Pencerminan
terhadap sumbu x atau sumbu y
Pencerminan
terhadap titik (0, 0)
Pencerminan
terhadap garis y = x atau y = –x
Pencerminan
terhadap garis y = mx + c
Jika m = tan θ
maka:
ROTASI /
PERPUTARAN
Untuk
rotasi searah jarum jam, sudut diberi tanda negatif (–)
Untuk rotasi berlawanan
arah jarum jam, sudut diberi tanda positif (+)
Segitiga ABC
dengan koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3) dirotasi:
- +90° atau –270° dengan pusat rotasi O(0, 0) menjadi segitiga A2B2C2 dengan koordinat A2(-9, 3), B2(-3, 3), C2(-3, 6)
- +270° atau –90° dengan pusat rotasi O(0, 0) menjadi segitiga A3B3C3 dengan koordinat A2(9, -3), B2(3, -3), C2(3, -6)
- +180° atau –180° dengan pusat rotasi O(0, 0) menjadi segitiga A4B4C4 dengan koordinat A4(-3, -9), B4(-3, -3), C4(-6, -3)
Berdasarkan
penjelasan diatas, maka rotasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Rotasi
sejauh θ dengan pusat (a, b)
Rumus
praktis untuk rotasi dengan pusat rotasi O(0, 0):
DILATASI /
PENSKALAAN
Segitiga ABC
dengan koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3) didilatasi:
- dengan faktor skala k = 1/3 dan pusat dilatasi O(0, 0) menjadi segitiga A2B2C2 dengan koordinat A2(1, 3), B2(1, 1), C2(2, 1)
- dengan faktor skala k = 2 dan pusat dilatasi O(0, 0) menjadi segitiga A3B3C3 dengan koordinat A3(6, 18), B3(6, 6), C3(12, 6)
Untuk
nilai k negatif, arah bayangan berlawanan dengan
arah aslinya.
Berdasarkan
penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan :
Dilatasi
dengan pusat (a, b) dan faktor skala k
Rumus
praktis dilatasi dengan faktor skala k dan pusat dilatasi O(0, 0):
Selain 4
transformasi yang telah dijelaskan diatas, juga terdapat 2 transformasi lagi
yaitu shearing / gusuran dan stretching / regangan. Perhatikan penjelasan
dibawah ini :
GUSURAN/SHEARING
Persegi
panjang ABCD dengan koordinat A(1, 1), B(4, 1), C(4, 6), D(1, 6) akan digusur:
- menurut arah sumbu X (invariant sumbu X) dengan faktor skala k = 2 menjadi persegi panjang A2B2C2D2 dengan koordinat A2(3, 1), B2(6, 1), C2(16, 6), D2(13, 6)
- menurut arah sumbu Y (invariant sumbu Y) dengan faktor skala k = 2 menjadi persegi panjang A3B3C3D3 dengan koordinat A3(1, 3), B3(4, 9), C3(4, 14), D3(1, 8)
Pengaruh
nilai k:
- untuk gusuran menurut arah sumbu X → k positif arahnya ke kanan, k negatif arahnya ke kiri
- untuk gusuran menurut arah sumbu Y → k positif arahnya ke atas, k negatif arahnya ke bawah
Berdasarkan
penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
Gusuran
menurut arah sumbu X (Gx) dengan faktor skala k maka :
Gusuran menurut
arah sumbu Y (Gy) dengan faktor skala k maka :
STRETCHING /
REGANGAN
Persegi
panjang ABCD dengan koordinat A(1, 1), B(4, 1), C(4, 6), D(1, 6) diregangkan:
- searah sumbu X dengan faktor skala k = 3 menjadi A2B2C2D2 dengan koordinat A2(3, 1), B2(12, 1), C2(12, 6), D2(3, 6)
- searah sumbu Y dengan faktor skala k = 2 menjadi A3B3C3D3 dengan koordinat A3(1, 2), B3(4, 2), C3(4, 12), D3(1, 12)
Pengaruh
nilai k:
- untuk regangan searah sumbu X → k positif arahnya ke kanan, k negatif arahnya ke kiri
- untuk regangan searah sumbu Y → k positif arahnya ke atas, k negatif arahnya ke bawah
Berdasarkan
penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan :
Regangan
searah sumbu X (Sx) dengan faktor skala k
Regangan
searah sumbu Y (Sy) dengan faktor skala k
Transformasi dengan Matriks Transformasi Tertentu
KOMPOSISI
TRANSFORMASI
merupakan
gabungan dari beberapa transformasi. Misalnya kita mempunyai transformasi T1
akan dilanjutkan ke T2 maka ditulis T2oT1.
Komposisi
Khusus :
1. Dua
pencerminan yang berurutan terhadap sumbu-sumbu yang sejajar
2. Dua
pencerminan yang berurutan terhadap dua sumbu yang tegak lurus ekuivalen dengan
rotasi 180º yang pusatnya adalah titik potong kedua sumbu tersebut.
3. Dua
pencerminan terhadap dua sumbu yang berpotongan ekuivalen dengan rotasi dimana
titik pusat adalah titik potong kedua sumbu dan sudutnya adalah sudut antara
kedua sumbu.
4. Dua
rotasi berurutan terhadap pusat yang sama ekuivalen dengan rotasi dimana
pusatnya sejauh jumlah sudut keduanya.
LUAS HASIL
TRANSFORMASI
Transformasi
yang berupa translasi, refleksi, dan rotasi tidak mengubah
luas suatu benda
Mencari luas
segitiga ABC jika diketahui koordinat titik A, B, dan C nya, maka kita dapat
gunakan rumus :
Perhatikan
contoh soal transformasi berikut ini.
Tentukanlah persamaan
bayangan kurva y = x2 + 3x -4 jika dicerminkan terhadap sumbu X, kemudian
didilatasikan dengan faktor skala 2 dengan pusat dilatasi O(0, 0)
Penyelesaian
:
cara 1 :
cara langsung
cara 2 :
menggunakan matriks
Demikian informasi mengenai Transformasi Geometri,
semoga dapat bermanfaat dan dapat membantu lebih memahami materi tersebut dan
materi matematika pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar